Story Of Beer

§ 0

Pada dasarnya Kita hidup untuk diri sendiri, manusia yang lain adalah partner ato hiasan. Diibaratkan dengan sakratul maut,mereka pasti berjuang masing-masing dan kita tidak bisa menolongnya. #StoryOfBeer Motzen with @madaprastya @prayudans @luthfihadi11 

 Cerita di malam sabtu, saya bersama 3 orang teman menuju Motzen untuk sekedar menikmati beer. Walau saya tidak ikut menikmatnya dan belum pernah minum beer karena mempunyai alasan tersendiri mengapa tidak ingin minum beer selama umur saya 22 tahun ini. Namun, Tidak ada salahnya saya ikut nongkrong bareng teman-teman saya itu. Saya mempunyai banyak teman yang gemar minum beer namun saya tak pernah punya masalah dengan mereka gara-gara beer.


saya sempat bertanya kepada salah satu teman saya, “kenapa lw suka minum beer, kata temen gw kan beer itu rasanya pait?” diapun menjawab dengan santai bahwa, awalnya beer  bagi dia hanya alat untuk basa-basi dalam berinteraksi dengan orang lain ketika masih SMA. Tapi seiring tahun berganti tahun. Diapun menikmati beer yang rasanya pahit dirasanya. Karena rasa pahit itu sama seperti hidup dia.


Walau pahit, tetapi tak sedikit yang mencarinya, seperti hidup yang pahit. Tapi kepahitan itu memberikan kesegaran tersendiri. Dan katanya, walaupun pahit, entah kenapa tak bisa berhenti meneguknya jika sudah ada beer di depan matanya. Juga Buih dalam beer menyimpan banyak misteri. Beer, membuat dia rileks dalam setiap kepenatan yang terasa.


Karena saya tidak pernah minum beer, mungkin penganalogiannya sama seperti rokok. Ya, karena saya perokok berat. Merokok bukan hanya untuk basa-basi dalam berinteraksi, namun disaat sendirian pun, saya tetap merokok seperti saat bersama teman-teman saya yang perokok. Berbicara soal rokok, tak jarang saya melihat wanita merokok di depan saya, namun itu tak menjadikan saya melihat sebelah mata terhadap wanita tersebut. Dan saya sependapat dengan teman saya yang mengatakan. Cewe yg ngerokok ato engga, bukan tolak ukur baik atau buruknya cewe tersebut. *mungkin karena cewe yang dia suka kadang suka merokok juga. :)*


Saya percaya, setiap perokok mempunyai seleranya masing-masing terhadap sebuah merk rokok. Sama halnya akan ideology yang mereka anut. Liberal, komunis, zionis dan lain-lain. Dan itu membuat mereka ketagihan.


Banyak kisah di setiap tempat yang saya injak dan itu harus dicatat. Karena catatan itu, membuat saya mengerti bahkan memahami sesuatu hal yang walaupun tidak saya sukai.

Publish : 2012

What's this?

You are currently reading Story Of Beer at Marine Kenzi.

meta

§ Tinggalkan Pesan