![]() |
M. Iqbal (KL1) |
Pakaian kucel, celana jeans robek-robek dan topi yang
kummel saya gunakan setiap harinya. Kebetulan saat itu saya sering menjaga
kebugaran fisik saya dengan berolahraga hingga badan berbentuk seperti atlit
binaraga namun tak sampai seperti ade rai, walau saat ini bisa di bilang hampir
tidak pernah berolahraga hingga perut buncit yang kata sebagian orang adalah
tanda bahagia.
Diantara mereka, ada yang secara tiba-tiba memanggil saya
‘mank’. Panggilan ini biasa digunakan masyarakat jawa barat untuk memanggil
pedagang atau tukang di kaki lima. Bisa juga digunakan untuk buruh kasar atau
biasa disebut kuli.
Dia adalah Iqbal yang mempunyai nama panggilan i’iq yang
pertama kali memanggil saya dengan sebutan ‘mank’ hingga meluas kepada kawan
saya yang lainnya jika memanggil atau sekedar menyapa saya baik di media
social, sms ataupun tatap muka.
Saya tidak risih dengan sebutan tersebut, malahan terasa
akrab satu dengan yang lainnya. Namun, spontan saya sering menengok kearah
orang yang menyebut nama ‘mank’ ketika di jalan yang penuh dengan keramaian.
Padahal orang itu memanggil tukang baso atau tukang-tukang yang lainnya.
Panggilan keakraban itu adalah ‘Mank’. Bukan akang/kakak
atau yang lainnya. Dan hingga tulisan
ini dibaca oleh kamu, saya tetap dipanggil ‘mank’
Publish : 2012