Archive for June 2015

Intuisi - mengikuti kata hati

§ 0


"Paling banyaknya penyakit hati ialah hasil daripada cintanya pada kedudukan/jabatan diantara manusia" - Al habib ali al jufri.

Bagaimana bisa saya menjadi perencana yang baik dan tergolong layak. Dengan impian yang begitu besar untuk berbuat sesuatu, walau saat ini saya sedang studi di Ilmu Perencanaan Wilayah dengan berbagai materi yang telah didapat dan tengah mendapatkan kesempatan untuk mempin sebuah tim yang berkelanjutan. Namun, terasa kurang atas kemampuan diri ini untuk menjadi seorang pemimpin. Padahal, Bukankah memang kita berada di dunia ini bertugas untuk menjadi pemimpin, dengan hal paling dasarnya adalah memimpin diri sendiri.

Baca Selengkapnya »

Pendalaman Rasa

§ 0


"Dan jadikanlah ilmu yang diiringi cita rasa sebagai penuntunku dalam memahami makna rahasia kebersamaan". Al Imam Ali bin Muhammad Al Hanashi dalam Alrashafat.

Kekhawatiran saat ini adalah jika saya tidak bisa membedakan yang mana ilmu dan yang mana informasi. Hingga tidak tertarik terhadap ilmu-ilmu yang lebih kekal, timeless, seperti ilmu agama, kesusastraan, dan humaniora lainnya. Hingga berpendapat bahwa ilmu-ilmu tersebut tidak dapat berfungsi untuk memperkaya diri, yang berujung pada materialistik. Walau memang kemiskinan itu dekat dengan kekufuran. Namun, bukankah tiap ilmu memiliki folosofinya sebelum memperdalam ke tataran teknis?

Baca Selengkapnya »

Sederhana

§ 0

Tempo hari, oleh teman ditanya tentang siapa yang menginspirasi kehidupan saya. Saya bingung jika ditanya mengenai siapa yang menjadi inspirasi dari segala kehidupan saya secara general. Namun untuk hal, situasi dan keadaan tertentu saya memilikinya, banyak. Semisal dalam sisi pendidikan tertentu, saya terinspirasikan oleh salah satu guru saya. Lain halnya dengan teman-teman yang menjadi inspirasi bagi saya dalam berbagai hal tertentu.

Baca Selengkapnya »

Dimana

§ 0

Bukan soal terasingkan atau mengasingkan diri. Bukan juga mengenai amnesia atau putus asa. Hanya saja dalam segala moment, sering mendadak mempertanyakan diri sendiri. Siapa? Bagaimana? Apa? Kenapa? Dimana?

Misalnya saja seperti saat saya berpergian extream sendirian saat menyusuri panturan dengan berjalan kaki dan bertemu banyak orang, dengan awal niat yang kokoh namun ditengah jalan selalu bertanya kenapa melakukan ini, dimana ini. Pun saat melakukan kegiatan atau pekerjaan yang sesuai dengan passion bersama tim, dengan lantang di awal selalu bersemangat dan selalu optimis. Namun ntah kenapa ditengah jalan selalu bertanya siapa mereka, ntah siapa mereka, saya bertanya dimana saya.

Hal itu terjadi juga saat sedang berinteraksi langsung, baik berdua saja, atau dengan sekumpulan orang dalam segala lingkungan. Kenapa dia dan mereka bertanya begitu, kenapa saya jadi seperti itu, dan berujung pada pertanyaan. Saya dimana?

Tidak ada solusi mengenai ini. Karena hal ini, masih terus berjalan ntah sampai kapan. Mungkin saja saat bercakap dengan kamu pun. Ini tergambarkan percis, seperti yang dikata oleh dialog dini hari. Apakah kamu pun?

Penyeimbang

§ 0

Mengingat apa yang dilalui di sekitar. Seperti seorang teman di lingkungan yang penuh kesenangan tetiba menjadi gundah karena suatu kabar. Seperti di jalan pulang menaiki kendaraan bersama penumpang di sebelah yang tak dikenal, bermula raut wajah yang datar namun dikarena telepon yang menyaut, wajah datarpun menjadi berseri, ternyata diseberang telepon sana terdengar suara anak kecil yang menanyai kabar.

Begitupun terjadi pada berbagai peristiwa, anak muda selengean tanpa ragu membantu penyebrang jalan yang renta yang ragu akan melangkah. Pun ketika di terminal, sang renta berkerut wajah terlihat bimbang tentang pilihan mengangkut berbagai barang, namun seketika sang preman membantunya.

Pun terjadi pada diri, ketika optimis datang, seringkali semua menjadi gusar diakhiran. Atau ketika sedang gusar, malah seketika berubah menjadi menyenangkan. Semua seperti alam. Bencana yang menghancurkan namun di akhiri dengan keindahan, pun sebaliknya. Adalah karena menjaga keseimbangan.

Tenang, kita tak akan tersesat mencari jalan pulang, karena kita tak akan tumbang dengan rintangan. Semua karena cinta yang tak berujung.